Rabu, 20 April 2016

tugas manajemen stratejik




sejarah singkat perusahaan

PT. Pratama Abadi Industri didirikan pada tanggal 12 Juni 1989 dengan  kepemilikan modal merupakan investor asing yang berasal dari Korea yang bernama Mr. Soe Yeoung Yul. Biaya investasi yang dikeluarkan pada saat  pendirian pabrik sekitar $ 5.000.000,-. Berdasarkan akte pendirian yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan tanggal 3 Oktober 1989 No 02-9337.HT.01.01.1989 yang diubah dengan akta pernyataan keputusan rapat No.1 tanggal 1 November 1990. Pada tanggal 23 November 1992 diubah lagi dengan akta No. 94. Pada tanggal 2 Februari 1993 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan tertanggal 20 Agustus 1993 No 02-7334.HT.01.04.1993 dalam rapat umum luar biasa.

Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Pratama Abadi Industri yaitu menjadi perusahaan terdepan yang selalu tertantang kreatif dalam lingkungan global yang dinamis (To be a Creatively Challenged Leader in a Global Dynamic Environment).
Selain visi PT. Pratama Abadi Industri memiliki juga misi yaitu menciptakan nilai bagi pelanggan, karyawan, masyarakat dan pemilik perusahaan melalui kerjasama dan kertebukaan (Create Value for Our Stakeholders Through Transparency and Collaboration)
Demi tercapainya visi dan misi tersebut, perusahaan juga membuat motto ”Small but the best in the world”
Pendapat Visi : menurut saya sangat sutuju dikarenakan perusahaan berhak mempunyai impian yang selalu di depan terhadap pesaingnya.
Pendapat Misi : saya sangat setuju dengan misi perusahaan yang menciptakan nilai bagi pelanggan,karyawan.masyarakat dan pemilik perusahaan sehingga menciptakan rasa kekeluargaan.
Tujuan dari NOS antara lain:
• Kualitas lebih baik
• Biaya operasi lebih rendah
• Lead time lebih pendek
• Fleksibilitas lebih besar

SASARAN
Perusahaan berusaha menyediakan barang-barang untuk memenuhi keinginan dan  kebutuhan keluarga maupun kebutuhan paribadi.

STRATEGI
Nike Global Segmentation & Targeting
Nike menggunakan pendekatan gabungan (two stage international segmentation) dalam prosedur segmentasinya, dimana pada tahap awal rencana globalisasi, Nike memilah wilayah pasar melalui segmentasi berdasarkan tingkat daya beli dan lifestyle dari warga negara tujuan ekspansi, kemudian Nike menyusun product specific bagi negara-negara tersebut. Product specific yang disusun Nike secara spesifik dihubungkan dengan buying and consumption behavior dari warga negara setempat, sebagai contoh untuk negara Indonesia, yang notabene masyarakatnya menyukai olahraga sepak bola dan basket, maka produk-produk Nike yang dipasarkan di Indonesia akan terfokus pada kedua hobby tersebut, sementara untuk produk lain seperti produk American Football, mungkin tidak akan diterima oleh pasar Indonesia, sehingga tidak perlu dipasarkan di negara tersebut. Nike kemudian membagi pasar pada segmen pasar berdasarkan hobby/lifestyle seperti segmen pasar khusus atlit/pemain/penyuka sepak bola, basket atau lari(atletik), dan bukan pada faktor geografis atau sosioekonomik semata.
            Tiga skenario yang dihadapi oleh Nike, yaitu universal segments, regional segments dan unique segments, pada akhirnya memunculkan skenario universal segments bagi brand mereka. Ketika Nike membagi pasar sasaran mereka berdasarkan “cabang – cabang olah raga”, maka secara tidak langsung Nike telah mengarah pada scenario Universal atau Global Segment, atau dengan kata lain, perusahaan telah memilih skenario Universal Niche dimana Nike memilih setiap cabang olah raga sebagai ceruk pasarnya.
            Sementara dilihat dari basis segmentasi, Nike secara berurutan mensegmentasikan pasar sasaran mereka melalui Sosioeconomic, Behaviour-based Segmentation serta Lifestyles segmentation, dimana pada awalnya Nike melakukan screening negara tujuan berdasarkan basis sosioekonomi mereka, baru kemudian melihat kebiasaan masyarakat setempat (termasuk diantaranya kebiasaan belanja) serta gaya hidup warga negara tersebut.

Nike Global Positioning
Formulasi yang diterapkan dalam memposisikan brand perusahaan adalah sebagai     berikut:


A.    Mengidentifikasi set yang relevan dari produk atau merek yang bersaing.
Praktis, kuat, tahan lama dan trendi, serta telah memiliki brand yang dipercaya oleh masyarakat dunia, menjadi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh setiap produk yang menyandang brand Nike.
B.     Tentukan persepsi  oleh konsumen tentang produk / merek dan kompetisi.
Produk-produk Nike selalu di komunikasikan sebagai produk yang memiliki nilai Prestise, elegan & simple.
Mengembangkan tema posisi yang mungkin.
Menyaring alternatif posisi dan pilih salah satu yang paling menarik.
Nike mampu untuk mengembangkan posisi mereka di pasar, dengan berlandaskan pada Universal Niche yang mereka bidik. Sebagai contoh, ketika membidik pasar untuk segmen olahraga Tenis, Nike menggandeng atlit cantik Maria Sharapova yang elegan dan kemayu, namun pada akhir komunikasi pemasaran, sang atlit menunjukkan kesederhanaan dan kekuatannya, yang bila dilihat secara gambaran besar, Nike memposisikan produk –produk untuk “segmen” Tenis mereka sebagai produk yang mewah dan artistik, namun sederhana dan praktis. Hebatnya lagi, komunikasi pemasaran ini dapat juga diasosiasikan dengan produk Nike secara keseluruhan.
Mengembangkan strategi bauran pemasaran. (4P)
Contoh aplikasi dari Marketing Mix Strategy ini bisa untuk produk kita lihat pada produk Nike Golf. Produk yang dikeluarkan untuk kategori ini berupa sepatu golf, sarung tangan dan kaos berkerah khusus olah raga golf. Harga yang dikenakan untuk produk ini berada pada level premium price. Lokasi penjualan untuk Nike Golf biasanya dikota-kota besar suatu negara dan dijual di toko khusus perlengkapan golf yang bertempat di lokasi-lokasi strategis seperti mall – mall besar, airport atau took sekitar lapangan golf. Alat promosi yang digunakan biasanya berupa iklan di surat kabar khusus atau majalah khusus olahraga golf.
Seiring waktu, memantau efektivitas strategi positioning Anda dan jika diperlukan, melakukan audit.
Tema – tema positioning yang sering di gunakan oleh Nike yaitu ; user category. Hal tersebut dapat kita lihat dari kecenderungan strategi komunikasi pemasaran mereka untuk mengedepankan kualifikasi dari para pemakai produk mereka yang merupakan orang dengan aktifitas tinggi, simple, memiliki prestise, elegan serta lebih maju dibanding kebanyakan orang.

VALUE CHAIN MODEL M.PORTER
-          Logistik kedalam                    : Bagian gudang, bagian produksi, admin
-          Operasi                                    : Karyawan, sistem (SOP)
-          Logistik keluar                        : brand , produk dan price
-          Pemasaran dan penjualan        : Promosi, event
-          Pelayanan                                : customer service

ANALYSIS SWOT
      STRENGHT (KEKUATAN)
  Model NIKE yang abadi
  Bentuk sepatu yang memudahkan dalam mengontrol bola
  Alas kaki yang merekat di permukaan
  Mendukung tendangan accuracy dan passing bola
  Sepatu yang bias digunakan di semua medan
  Ujung sepatu lancip mendukung tendangan akurat
        Sepatu yang ringan memudahkan untuk berlari

      WEAKNES (KELEMAHAN)
      Kelemahan  yang sering dijumpai adalah perusahaan terlalu menonjolkan kelebihan produknya, terutama ditinjau dari aspek teknis, namun kurang mempedulikan bagaimana produk tersebut dapat memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan. Perusahaan kerap hanya membanggakan produknya yang lebih canggih, lebih cepat, atau lebih murah. Padahal produk yang demikian belum tentu diterima pasar.

      OPPORTUNITY(PELUANG)
      1.      Perusahaan sudah memiliki banyak OUTLET yang tersebar di seluruh indonesia
      2.      Mampu menambah tingkat penjualan dengan banyaknya peminat produk NIKE



Theath (ancaman)
1.      Para pesaing selalu menciptakan  inovasi bar
2.      Bertambahnya outlet di wilayah tertentu di setiap tahunnya 


Analisis Sumber Daya Saing
Sumber Daya Yang Dimiliki :
Berwujud
1.Store yang digunakan untuk menjual barang
2.Memiliki pabrik sendiri
3.Memiliki beragam produk sepatu olahraga
4.Produk yang nyaman dan berkualitas
5.Memiliki Sales Promotion yang berkualitas

Tak Berwujud
1) Peraih penghargaan produk olahraga terbaik dibidangnya
2) Dua meraih penghargaan bergengsi Superbrands.

Kumpulan Sumber Daya Yang Memiliki Keunggulan
1.Store yang digunakan untuk menjual barang
2.Memiliki banyak cabang store yang tersebar
3.Memiliki beragam produk sepatu olahraga
4.Produk yang aman dan berkualitas
5.Memiliki Sales Promotion yang berkualitas

Kumpulan Sumber Daya Yg Memiliki Keunggulan Bersaing
1.Store yang digunakan untuk menjual barang
2.Memiliki banyak cabang store yanag tersebar
3.Memiliki beragam produk sepatu olahraga
4.Produk yang aman dan berkualitas
5.Memiliki Sales Promotion yang berkualitas
6.Penghargaan bergengsi Superbrands

Kumpulan Sumber Daya Yg Memiliki Keunggulan Bersaing Berkesinambungan
1.Store yang digunakan untuk menjual barang
2.Memiliki banyak cabang store
3.Memiliki beragam produk sepatu olahraga
4.Produk yang aman dan berkualitas
5.Memiliki Sales Promotion yang berkualitas
6.Penghargaan bergengsi Superbrands

Kumpulan Sumber Daya Yg Memiliki Daya Saing Laba  Diatas Rata-Rata
1.Store yang digunakan untuk menjual barang
2.Memiliki banyak cabang store
3.Memiliki beragam produk sepatu olahraga
4.Produk yang aman dan berkualitas
5.Memiliki Sales Promotion yang berkualitas
6.Penghargaan bergengsi Superbrands












ž  




Total Skor Tabel IFAS= Skor Total Kekuatan + Skor Total Kelemahan
ž                                    = 3,45 + (-2,69) = 1,65
žTotal Skor Tabel EFAS= Skor Total Opportunity + Skor Total Threat
ž                                     = 2.8 + (-2,83) = 0.03
Jadi, titik koordinatnya trletak pada (1,65 ,- 0,03) 







Strategi SO yang dipilih adalah Pengembangan Produk (Product  Development)
Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau mengembangkan produk-produk yang sudah ada.
Strategi ini digunakan ketika :
a.memiliki produk-produk yang berhasil/sukses dan
   telah berada pada tahap jenuh (maturity stage).
b.pesaing menawarkan produk dengan kualitas lebih  
   baik dan harga lebih murah.
c.perusahaan memiliki kemampuan riset dan
   pengembangan produk.
d. bersaing di industri yang sedang bertumbuh.
SO strategi Perusahaan harus membuat inovasi yang lebih kreatif dan lebih menekankan terhadap kualitas produk (pengembangan produk)


Strategi WO yang dipilih Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk produk tertentu melalui usaha pemasaran secara besar-besaran.
Strategi ini digunakan ketika :
a.dapat meningkatkan skala ekonomi untuk mendukung
   keuntungan bersaing.
b.terdapat hubungan yang tinggi antara pengeluaran
   untuk pemasaran terhadap kenaikan penjualan.
c.pangsa pasar pesaing menurun sedangkan total
   penjualan industri meningkat.
d.pasar yang ada belum jenuh oleh produk dan jasa
   perusahaan.
WO strategi :Para karyawan harus mampu menambah tingkat penjualan terhadap perusahaan sehingga pemasukan lebih terjaga (penetrasi pasar)

Strategi ST yang dipilih adalah adalah Pengembangan Produk (Product  Development)
Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau mengembangkan produk-produk yang sudah ada.
Strategi ini digunakan ketika :
a.memiliki produk-produk yang berhasil/sukses dan
   telah berada pada tahap jenuh (maturity stage).
b.pesaing menawarkan produk dengan kualitas lebih  
   baik dan harga lebih murah.
c.perusahaan memiliki kemampuan riset dan
   pengembangan produk.
d. bersaing di industri yang sedang bertumbuh. ST strategi : Banyaknya pesaing brand baru yang lebih bagus sehingga perusahaan harus lebih maju mencuri start lebih dulu (pengembangan produk)









Senin, 23 November 2015

ppt etika periklanan

https://drive.google.com/open?id=0B0-vq9H0HzN5OGliN1lHRkVEYWc

contoh iklan yang tidak etis


makalah etika periklanan

ETIKA BISNIS
‘’ETIKA PERIKLANAN’’
Dosen Pengajar : Hj.I.G.A Aju Nitya Dharmani SE. MM






Nama : FADJAR ALAMSYAH
Fakultas : EONOMI
PRODI : MANAJEMEN
NIM : 01213151












Berikut sumber buku yang mendukung tema materi tugas saya

Cover sampul depan buku











Cover Bab









ETIKA PERIKLANAN
v Pengertian periklanan
            Periklanan atau reklame adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis modern.Kenyataan ini berkaitan erat dengan cara berproduksi industri modern yang menghasilkan produk-produk dalam kuantitas besar, sehingga kita harus mencari calon pembeli.Iklan justru dianggap cara ampuh untuk menonjol persaingan.

            Dalam perkembangan periklanan media komunikasi modern ,media cetak maupun elektronik, tapi khususnya televisi memegang peranan dominan. Fenomena periklanan ini menimbulkan pelbagai masalah yang berbeda. Dari segi ekonomi dipertanyakan apakah periklanan sebagaimana dipraktekkan sekarang ini dan menghabiskan biaya besar sekali, pada dasarnya tidak merupakan pemborosan saja, karena tidak menambah sesuatu pada produk dan tidak meningkatkan kegunaan bagi konsumen.

            Ditegaskan pula bahwa bisnis periklanan memamerkan suatu suasana hedonistis dan  materialistis. Dengan kata lain, periklanan dilatarbelakangi suatu ideologi tersembunyi yang tidak sehat, yaitu ideologi konsumerisme atau apapun nama yang ingin kita pilih untuk itu.
             











1.    Fungsi Periklanan dan Ciri-Cirinya

Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan calon pembeli. Dalam proses momunikasi itu iklan menyampaikan sebuah ‘’pesan’’. Dengan drmikian kita mendapat kesan bahwa periklanan terutama bermaksud memberi informasi seolah-olah tujuannya yang terpenting adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa.

Dalam periklanan dapat dibedakan dua fungsi yaitu fungsi informatif dan fungsi persuasif :
1.      Iklan informatif dimaksudkan sebagai tahap pelopor dari kartegori produk untuk membangun permintaan awal. Periklanan informatif yang mungkin
·         Memberitahu pasar tentang satu produk baru dan membangun citra perusahaan( brand image)
·         Menyarankan penggunaan baru dari satu produk
·         Menginformasikan pasar tentang perubahan harga, dan sebagainya
2.      Periklanan persuasif dimaksudkan untuk membangun ‘’periklanan selektif’’ untuk satu brand tertentu, merupakan sebagian besar yang digunakan dalam periklanan beberapa periklanan persuasif telah bergeser ke arah periklanan perbandingan yang bermaksud membangun superioritas satubrand melalui perbandingan spesifik dengan satu atau lebih brand lainnya dalam kelas produk yang sama . contoh periklanan persuasif
·         Membangun brand preference atau mendorong untuk pindah brand kita
·         Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
·         Mengubah persepsi pembeli tentang atribut dari produk

Ciri – ciri iklan yang baik adalah
·         Etis : berkaitan dengan kepantasan
·         Estetis : berkaitan dengan kelayakan(target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan)
·         Artistik : bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak



2 . Periklanan dan kebenaran
     Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reputasi baik sebagai pelindung atau pejuang kebenaran. Sebaliknya, kerap kali iklan terkesan suka membohongi, menyesatkan, dan bahkan menipu publik. Tentu saja; pembohongan, penyesatan, dan penipuan merupakan [erbuatan yang sekurang-kurangnya tidak etis.
     Jika kita ingin mengevaluasi moralitas periklanan, perlu kita perhatikan secara khusus unsur ‘’maksud’’ dalam pembuatan berbohong. Bisa saja iklan mengatakan sesuatu yang tidak benar, tapi dalam hal ini tidak ada kesengajaan.
     Dalam konteks periklanan, jauh lebih penting adalah maksud dalam arti kedua yaitu maksud agar orang lain percaya. Disini perlu diperhatikan pembedaan yang disebut tadi antara iklan informatif dan iklan persuasif, atau antara unsur informasi dan unsur promosi dalam iklan. Unsur informasi selalu harus benar, karena selalu diberikan agar orang percaya. Informasi yang tidak benar akan menipu publik yang dituju.
     Di samping itu iklan mempunyai juhga unsur promosi. Iklan merayu konsumen. Iklan ingin mengiming-iming calon pembeli. Karena itu bahasa periklanan mempergunakan retorika tersendiri. Ia menandaskan bahwa produknya adalah yang terbaik atau nomer satu dibidangnya.







3.    Manipulasi dengan periklanan

Masalah periklanan terutama berkaitan dengan segi informatif dari iklan(tapi tidak secara eksklusif), sedangkan masalah manipulasi terutama berkaitan dengan segi persuasif dari iklan(tapi tidak terlepas juga dari segi informatifnya). Dengan ‘’manipulasi’’kita dimaksudkan: mempengaruhi kemauan orang lain sedemikian rupa, sehingga ia menghendaki atau menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak dipilih oleh orang itu sendiri.


Tidak jarang kampanye periklanan yang paling gencar pun gagal total, bukan karena dijalankan dengan kurang profesional melainkan karena produknya tidak berkumandang pada publik konsumen. Tidak mustahil dalam keadaan ekdtrem iklan iklan bisa memanipulasi juga dan kalau begitu aklan macam itu pasti tidak etis. Lebih lanjut kita membicarakan dua cara untuk sungguh-sungguh memanipulasi orang dengan periklanan.
ü  Cara pertama adalah apa yang disebut subliminal advertising. Dengan istilah ini dimaksudkan teknik periklanan yang sekilas menyampaikan suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal dibawah ambang kesadaran.
ü  Cara periklanan yang kedua pasti bersifat manipulatif dalah iklan yang ditujukan kepada anak. Iklan seperti itu pun harus dianggap kurang etis, karena anak belum bisa mengambil keputusan dengan bebas dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar.


4.    Pengontrolan terhadap iklan
·        Kontrol oleh pemerintah
Di sini terletak suatu tugas penting bagi pemerintah yang harus melindungi masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan. Mungkin dalam hal ini bisa kita belajar dari amerika serikat. Tidak ada negara lain dimana praktek periklanan begitu maju dan begitu intensif, namun disitu pun ada instansi-instansi pemerintah yang mengawasi praktek periklanan dengan cukup efisien.
·        kontrol oleh para pengiklan
Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah pengaturan diri(self-regulation) oleh dunia periklanan. Biasanya dilakukan dengan menyusun sebuah kode etik, sejumlah norma dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu sendiri, khususnya oleh asosiasi biro-biro periklanan.
·        Kontrol oleh masyarakat
Masyarakat luas tentu harus diikutsertakan dalam mengawasi mutu etis periklanan. Dalam hal ini suatu cara yang terbukti membawa banyak hasil dalam menetralisasi efek-efek negatif dari periklanan adalah mendukung dan menggalakkan lembaga-lembaga konsumen.
5.    Penilaian etis terhadap iklan
Refleksi tentang masalah-masalah etis di sekitar praktek periklanan merupakan contoh bagus mengenai kompleksitas pemikiran moral. Di sini prinsip-prinsip etis memang penting, tapi tersedianya prinsip-prinsip etis ternyata tidak cukup untuk menilai moralitas sebuah iklan. Mari kita secara lebih rinci mempelajari ketiga faktor ini.

·         Maksud si pengiklan
Jika maksud dari si pengiklan tidak baik, dengan sendirinya moralitas iklan itu menjadi tidak baik juga. Jika si pengiklan tahu bahwa produk yang diiklankan merugikan konsumen atau sengaja ia menjelekkan produk dari pesaing iklan itu menjadi tidak etis.
·        Isi iklan
Iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan, seperti misalnya iklan tentang obat ditelevisi yang pura-pura ditayangkan oleh tenaga medis yang memakai baju putih dan stetoskop. Iklan tidak menjadi etis pula.
·       Kebiasaan di bidang periklanan
Periklanan selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah biasa dengan cara tertentu disajikannya iklan. Sudah ada aturan main yang disepakati secara implisit atau eksplisit dan yang sering kali tidak dapat dipisahkan dari etos yang menandai masyarakat itu.













Pendapat : menurut saya iklan diatas cukup etis dan mendidik dikarekan ada ajakan untuk gaya hidup lebih sehat dan iklan tersebut tidak ada menjatuhkan produk lain