Senin, 23 November 2015

ppt etika periklanan

https://drive.google.com/open?id=0B0-vq9H0HzN5OGliN1lHRkVEYWc

contoh iklan yang tidak etis


makalah etika periklanan

ETIKA BISNIS
‘’ETIKA PERIKLANAN’’
Dosen Pengajar : Hj.I.G.A Aju Nitya Dharmani SE. MM






Nama : FADJAR ALAMSYAH
Fakultas : EONOMI
PRODI : MANAJEMEN
NIM : 01213151












Berikut sumber buku yang mendukung tema materi tugas saya

Cover sampul depan buku











Cover Bab









ETIKA PERIKLANAN
v Pengertian periklanan
            Periklanan atau reklame adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis modern.Kenyataan ini berkaitan erat dengan cara berproduksi industri modern yang menghasilkan produk-produk dalam kuantitas besar, sehingga kita harus mencari calon pembeli.Iklan justru dianggap cara ampuh untuk menonjol persaingan.

            Dalam perkembangan periklanan media komunikasi modern ,media cetak maupun elektronik, tapi khususnya televisi memegang peranan dominan. Fenomena periklanan ini menimbulkan pelbagai masalah yang berbeda. Dari segi ekonomi dipertanyakan apakah periklanan sebagaimana dipraktekkan sekarang ini dan menghabiskan biaya besar sekali, pada dasarnya tidak merupakan pemborosan saja, karena tidak menambah sesuatu pada produk dan tidak meningkatkan kegunaan bagi konsumen.

            Ditegaskan pula bahwa bisnis periklanan memamerkan suatu suasana hedonistis dan  materialistis. Dengan kata lain, periklanan dilatarbelakangi suatu ideologi tersembunyi yang tidak sehat, yaitu ideologi konsumerisme atau apapun nama yang ingin kita pilih untuk itu.
             











1.    Fungsi Periklanan dan Ciri-Cirinya

Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan calon pembeli. Dalam proses momunikasi itu iklan menyampaikan sebuah ‘’pesan’’. Dengan drmikian kita mendapat kesan bahwa periklanan terutama bermaksud memberi informasi seolah-olah tujuannya yang terpenting adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa.

Dalam periklanan dapat dibedakan dua fungsi yaitu fungsi informatif dan fungsi persuasif :
1.      Iklan informatif dimaksudkan sebagai tahap pelopor dari kartegori produk untuk membangun permintaan awal. Periklanan informatif yang mungkin
·         Memberitahu pasar tentang satu produk baru dan membangun citra perusahaan( brand image)
·         Menyarankan penggunaan baru dari satu produk
·         Menginformasikan pasar tentang perubahan harga, dan sebagainya
2.      Periklanan persuasif dimaksudkan untuk membangun ‘’periklanan selektif’’ untuk satu brand tertentu, merupakan sebagian besar yang digunakan dalam periklanan beberapa periklanan persuasif telah bergeser ke arah periklanan perbandingan yang bermaksud membangun superioritas satubrand melalui perbandingan spesifik dengan satu atau lebih brand lainnya dalam kelas produk yang sama . contoh periklanan persuasif
·         Membangun brand preference atau mendorong untuk pindah brand kita
·         Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
·         Mengubah persepsi pembeli tentang atribut dari produk

Ciri – ciri iklan yang baik adalah
·         Etis : berkaitan dengan kepantasan
·         Estetis : berkaitan dengan kelayakan(target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan)
·         Artistik : bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak



2 . Periklanan dan kebenaran
     Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reputasi baik sebagai pelindung atau pejuang kebenaran. Sebaliknya, kerap kali iklan terkesan suka membohongi, menyesatkan, dan bahkan menipu publik. Tentu saja; pembohongan, penyesatan, dan penipuan merupakan [erbuatan yang sekurang-kurangnya tidak etis.
     Jika kita ingin mengevaluasi moralitas periklanan, perlu kita perhatikan secara khusus unsur ‘’maksud’’ dalam pembuatan berbohong. Bisa saja iklan mengatakan sesuatu yang tidak benar, tapi dalam hal ini tidak ada kesengajaan.
     Dalam konteks periklanan, jauh lebih penting adalah maksud dalam arti kedua yaitu maksud agar orang lain percaya. Disini perlu diperhatikan pembedaan yang disebut tadi antara iklan informatif dan iklan persuasif, atau antara unsur informasi dan unsur promosi dalam iklan. Unsur informasi selalu harus benar, karena selalu diberikan agar orang percaya. Informasi yang tidak benar akan menipu publik yang dituju.
     Di samping itu iklan mempunyai juhga unsur promosi. Iklan merayu konsumen. Iklan ingin mengiming-iming calon pembeli. Karena itu bahasa periklanan mempergunakan retorika tersendiri. Ia menandaskan bahwa produknya adalah yang terbaik atau nomer satu dibidangnya.







3.    Manipulasi dengan periklanan

Masalah periklanan terutama berkaitan dengan segi informatif dari iklan(tapi tidak secara eksklusif), sedangkan masalah manipulasi terutama berkaitan dengan segi persuasif dari iklan(tapi tidak terlepas juga dari segi informatifnya). Dengan ‘’manipulasi’’kita dimaksudkan: mempengaruhi kemauan orang lain sedemikian rupa, sehingga ia menghendaki atau menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak dipilih oleh orang itu sendiri.


Tidak jarang kampanye periklanan yang paling gencar pun gagal total, bukan karena dijalankan dengan kurang profesional melainkan karena produknya tidak berkumandang pada publik konsumen. Tidak mustahil dalam keadaan ekdtrem iklan iklan bisa memanipulasi juga dan kalau begitu aklan macam itu pasti tidak etis. Lebih lanjut kita membicarakan dua cara untuk sungguh-sungguh memanipulasi orang dengan periklanan.
ü  Cara pertama adalah apa yang disebut subliminal advertising. Dengan istilah ini dimaksudkan teknik periklanan yang sekilas menyampaikan suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal dibawah ambang kesadaran.
ü  Cara periklanan yang kedua pasti bersifat manipulatif dalah iklan yang ditujukan kepada anak. Iklan seperti itu pun harus dianggap kurang etis, karena anak belum bisa mengambil keputusan dengan bebas dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar.


4.    Pengontrolan terhadap iklan
·        Kontrol oleh pemerintah
Di sini terletak suatu tugas penting bagi pemerintah yang harus melindungi masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan. Mungkin dalam hal ini bisa kita belajar dari amerika serikat. Tidak ada negara lain dimana praktek periklanan begitu maju dan begitu intensif, namun disitu pun ada instansi-instansi pemerintah yang mengawasi praktek periklanan dengan cukup efisien.
·        kontrol oleh para pengiklan
Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan adalah pengaturan diri(self-regulation) oleh dunia periklanan. Biasanya dilakukan dengan menyusun sebuah kode etik, sejumlah norma dan pedoman yang disetujui oleh profesi periklanan itu sendiri, khususnya oleh asosiasi biro-biro periklanan.
·        Kontrol oleh masyarakat
Masyarakat luas tentu harus diikutsertakan dalam mengawasi mutu etis periklanan. Dalam hal ini suatu cara yang terbukti membawa banyak hasil dalam menetralisasi efek-efek negatif dari periklanan adalah mendukung dan menggalakkan lembaga-lembaga konsumen.
5.    Penilaian etis terhadap iklan
Refleksi tentang masalah-masalah etis di sekitar praktek periklanan merupakan contoh bagus mengenai kompleksitas pemikiran moral. Di sini prinsip-prinsip etis memang penting, tapi tersedianya prinsip-prinsip etis ternyata tidak cukup untuk menilai moralitas sebuah iklan. Mari kita secara lebih rinci mempelajari ketiga faktor ini.

·         Maksud si pengiklan
Jika maksud dari si pengiklan tidak baik, dengan sendirinya moralitas iklan itu menjadi tidak baik juga. Jika si pengiklan tahu bahwa produk yang diiklankan merugikan konsumen atau sengaja ia menjelekkan produk dari pesaing iklan itu menjadi tidak etis.
·        Isi iklan
Iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan, seperti misalnya iklan tentang obat ditelevisi yang pura-pura ditayangkan oleh tenaga medis yang memakai baju putih dan stetoskop. Iklan tidak menjadi etis pula.
·       Kebiasaan di bidang periklanan
Periklanan selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah biasa dengan cara tertentu disajikannya iklan. Sudah ada aturan main yang disepakati secara implisit atau eksplisit dan yang sering kali tidak dapat dipisahkan dari etos yang menandai masyarakat itu.













Pendapat : menurut saya iklan diatas cukup etis dan mendidik dikarekan ada ajakan untuk gaya hidup lebih sehat dan iklan tersebut tidak ada menjatuhkan produk lain